
CILACAP – Indonesia melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali mengikuti kompetisi ilmiah International Exhibition for Young Inventors (IEYI) tahun 2022. Delegasi Indonesia yang dikirim adalah tim pemenang dan finalis National Young Inventors Award (NYIA) tahun 2021. Dari 15 tim yang dikirim, dua diantaranya merupakan tim dari SMA Negeri 1 Maos Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
IEYI adalah kompetisi ilmiah remaja internasional untuk mendorong inovasi dan penemuan yang diadakan setiap tahunnya. Ajang ini juga merupakan pameran internasional tahunan penemuan kreativitas anak muda. IEYI diselenggarakan sejak tahun 2004 sebagai hasil pertemuan International Forum of Intellectual Property (IFIP) di Tokyo, Jepang pada bulan November 2003. IEYI diikuti oleh banyak negara diantaranya Rusia, Belarusia, India, Italia, Jepang, Singapura, Hongkong, China, Taiwan, Indonesia dan lain-lain.
Pada ajang NYIA tahun 2021 yang berlangsung dari tanggal 25 sampai 28 Oktober, dua invensi dari SMAN 1 Maos mendapat penghargaan Special Award, yaitu “Smart Floating Trash for New Capital City” dengan inventor Kis Rindiana Subroto dan Dimas Adio Putro serta “Jatrophine Filter” dengan inventor Edi Mustofa Yulianto dan Nafisah Nurhayati.
Dari tiga juara utama dan 30 peraih Special Awards se-Indonesia, BRIN menyeleksi kembali dan hasilnya dua tim dari SMA Negeri 1 Maos menjadi bagian dari 15 tim delegasi Indonesia untuk mengikuti ajang IEYI di Taiwan tahun 2022. Kompetisi berlangsung dari tanggal 1 Juli sampai 1 November 2022 secara daring dikarenakan masih pandemi Covid-19.
Salah satu inventor Kis Rindian Subroto menuturkan bahwa motivasinya dalam ajang bergengsi ini adalah mengenalkan sebuah alat yang nantinya akan berguna dan dikenal oleh masyarakat luas.
“Saya ingin mengenalkan sebuah alat yang memiliki potensi manfaat dan dibutuhkan untuk masa kini dan masa depan Indonesia dengan mengikuti ajang NYIA melalui BRIN. Harapannya, dalam IEYI ini saya dapat mengembangkan dan mengenalkan penelitian ini tidak hanya kepada masyarakat sekitar, tetapi masyarakat dunia serta mengharumkan nama Kabupaten Cilacap dan bangsa Indonesia di mata dunia,” kata Kis ketika dihubungi pada Senin (25/8/22).
Kis dan Dimas mengembangkan sebuah tempat sampah yang aman dari risiko diberantakkan oleh banjir, yaitu tempat sampah terapung. Invensi ini masuk dalam kategori teknologi ramah lingkungan. Penemuan ini dilatarbelakangi pemindahan ibukota negara ke wilayah Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara yang notabene termasuk daerah yang berpotensi banjir (CNN Indonesia, 30/08/2019). Potensi banjir yang tinggi memungkinkan terjadinya ledakan sampah yang hanyut terbawa arus air akibat luapan air sungai dan sejenisnya.

Sedangkan Edi Mustofa Yulianto dan Nafisah Nurhayati mengembangkan pemanfaatan daun tanaman Jarak Cina sebagai filter asap knalpot untuk meredam polusi udara. Hal ini dilatarbelakangi tingginya polusi udara yang dihasilkan oleh knalpot kendaraan sehingga mengakibatkan munculnya berbagai penyakit saluran pernafasan.
“Tujuan saya saat mengikuti NYIA adalah berkompetisi dan mengenalkan karya saya yang bertujuan mengurangi polusi udara sebagai salah satu permasalahan utama dunia. Di ajang IEYI ini saya ingin mempresentasikan karya serta mempersembahkan kepada dunia agar karya saya dapat dikenal dan memiliki kebermanfaatan dalam mengurangi polusi, karena bagi saya sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain,” jelas Edi.

Agus Darwanto, guru sekaligus pembimbing menyampaikan bahwa SMA Negeri 1 Maos selalu berusaha mengikuti kompetisi NYIA dan mendapatkan bimbingan dari BRIN. “NYIA memang ajang lomba bagi para peneliti muda Indonesia untuk jenjang SD, SMP dan SMA sederajat untuk tingkat nasional. Oleh karena itu SMA Negeri 1 Maos selalu berupaya mengikutinya setiap tahun. Alhamdulillah tahun 2021 kemarin lolos dua tim dan semua mendapatkan Special Award. Pada setiap ajang yang diikuti, kami bimbing inventor dalam pembekalan bahasa Inggris. BRIN sebagai pembina memberikan penguatan pada konten inovasinya dan juga fasilitasi perolehan Hak Kekayaan Intelektual (HKI),” kata Agus Darwanto.
Dihubungi terpisah, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Maos Dra. Masripah, M.M.Pd merasa bersyukur dan mengapresiasi prestasi anak didiknya seraya berharap apa yang dicapai bisa mengharumkan nama sekolah dan juga Indonesia.
“Kami merasa bangga diberi kehormatan mewakili Indonesia dalam ajang bergengsi IEYI. Untuk itu kami sudah menugaskan Waka Kesiswaan dan Pembimbing Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) untuk mempersiapkan segala sesuatunya, agar siswa bisa maksimal mengikuti IEYI dan bisa mengharumkan nama sekolah, Kabupaten Cilacap dan juga Indonesia di dunia internasional,” ujarnya.