4 Oktober 2023

Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap Awaluddin Muuri mencoba aplikasi Srikandi disaksikan Pj. Bupati Yunita Dyah Suminar dan Kepala Dinas Arsip dan Perpustakan Achmad Fauzi.

CILACAP – Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan meluncurkan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi (Srikandi). Srikandi merupakan aplikasi yang diluncurkan pemerintah sebagai aplikasi umum bidang kearsipan yang dapat mendukung pengelolaan arsip dan tata kelola pemerintahan berbasis elektronik. Aplikasi tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Peluncuran Srikandi dilaksanakan di gedung Perpustakaan Kabupaten Cilacap oleh Pj. Bupati Yunita Dyah Suminar pada Rabu (18/1/2023). Turut hadir dalam acara tersebut Sekretaris Daerah Awaluddin Muuri, Plt. Asisten Pemerintahan Sekda dr. Pramesti Griana Dewi, dan para Kepala OPD.

Dalam laporannya, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Achmad Fauzi menyampaikan bahwa Srikandi lahir sebagai amanat Perpres 95 tahun 2018 tentang sistem perencanaan berbasis elektronik. Beberapa kelebihan membuat Srikandi efektif digunakan.

“Aplikasi Srikandi ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya sebagai salah satu poin dalam penilaian SAKIP, ini penilaian SPBE-nya. Kemudian menunya lebih banyak, lebih lengkap, termasuk jangka retensi arsip. Mencatat dari penciptaan, kemudian penggunaan, sampai ke penghapusan. Termasuk dinilai apakah ini nanti mempunyai nilai sejarah atau jangka waktu dimusnahkannya kapan,” kata Fauzi.

Dengan adanya peran BSSN memungkinkan bahwa aplikasi Srikandi lebih aman untuk digunakan. Selain itu Srikandi dibuat oleh pemerintah pusat sehingga pemda hanya sebagai pengguna. Di beberapa daerah Srikadi bahkan sudah digunakan sampai tingkat desa.

Pj. Bupati berharap, desa-desa di Kabupaten Cilacap juga menerapkan aplikasi Srikandi dalam kegiatan pemerintahan. Hal ini perlu dilakukan sebagai langkah menuju pelayanan berbasis elektronik.

“Ini sudah bisa diterapkan sampai ke desa, karena ini surat menyurat dari kabupaten ke kecamatan ke desa itu harus menggunakan elektronik. Efisien karena akan lebih cepat, hal lain adalah murah. Karena dia tidak menggunakan kertas kan kemudian juga ketika retensi penghapusan itu bisa menggunakan elektronik,” kata Pj. Bupati.

Selain Srikandi, Dinas Kearsipan dan Perpustkaan juga meluncurkan Pelita (Pelayanan Literasi Tuna Netra) dan Café Pustaka. Pelita merupakan program transformasi perpustakaan berbasis industri sosial dan merupakan suatu pendekatan pelayanan perpustakaan dengan komitmen untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan.

Dalam Pelita, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan berkolaborasi dengan Dinas Sosial, Pertuni, dan Baznas. Kegiatannya adalah menyelenggarakan pelayanan literasi dengan mengunjungi rumah-rumah tunanetra untuk menyampaikan buku-buku braille.