28 Maret 2023

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Puan Maharani Puan Maharani didampingi oleh Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji bersama-sama menekan tombol sebagai simbolis diresmikannya Embung Sumingkir Kecamatan Jeruklegi Kabupaten Cilacap pada Rabu (06/07/22).

CILACAP – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Puan Maharani Puan Maharani didampingi oleh Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji bersama-sama menekan tombol sebagai simbolis diresmikannya Embung Sumingkir Kecamatan Jeruklegi Kabupaten Cilacap pada Rabu (06/07/22).

Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman, jajaran Forkopimda Kabupaten Cilacap, Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap Awaluddin Muuri, segenap Forkopimcam Jeruklegi serta para tamu undangan.

Dalam laporannya, Bupati menyampaikan bahwa luas areal persawahan di Kabupaten Cilacap mencapai 66 ribu hektar lebih dan merupakan salah satu penyangga pangan di Provinsi Jawa Tengah. Tentunya merupakan potensi yang sangat besar bagi peningkatan produksi pertanian, serta peningkatan kesejahteraan para petani pada khususnya dan masyarakat Kabupaten Cilacap pada umumnya.

“Untuk itu diperlukan upaya yang maksimal dalam rangka mencukupi kebutuhan air tersebut, salah satunya dengan membangun sarana dan prasarana pengairan yang baik dan memadai guna menunjang keberhasilan usaha di bidang pertanian, khususnya di areal persawahan, termasuk melalui pembangunan embung,” jelasnya.

Dijelaskan juga bahwa sebagian besar masyarakat Desa Sumingkir bermata pencaharian sebagai petani dengan 1 (satu) kali panen dalam setahun. “Untuk itu dengan adanya Embung Sumingkir ini, diharapkan dapat meningkatkan angka panen menjadi 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) kali dalam setahun, mengingat debit air di Kali Blender cukup besar dan kontinyu sebagai sumber air di Embung Sumingkir,” ucap Bupati.

Ketua DPR RI dalam sambutannya mengapresiasi pembangunan embung sumingkir ini karena memberikan berbagai manfaat di bidang ketahanan pangan diantaranya membuat pengairan irigasi pertanian untuk 50,00 hektar sawah, peningkatan intensitas tanam yang semula 105% menjadi 215%, pariwisata dan konservasi air.

“Tanpa pangan maka kita tidak memiliki masa depan. Saat ini krisis pangan sudah menjadi masalah global dan kita harus memastikan Indonesia tidak terseret dalam krisis pangan dunia. Maka kita harus bergotong royong, memastikan bahwa Indonesia akan bisa tetap berdaulat secara pangan salah satunya adalah dengan memperkuat sektor pertanian kita,” pesannya. (hen)